Ada kata Dirgantara di belakang namanya, itu sengaja kami lakukan untuk mengenang jasa perusahaan yang telah membesarkan dan memberi kesempatan bapaknya untuk kuliah lagi, yaitu PT. Dirgantara Indonesia atau IPTN (untuk nama lamanya) - tempat bapaknya Aji bekerja.
Aji, adalah anak kedua saya. Dia lahir prematur dengan adanya masalah pada alat pernafasannya. Yaitu diagnosa prematur dengan paru-paru kiri belum sempurna. Aji harus ada di inkubator selama 14 hari. Ketika baru lahir, tubuh Aji beranjak berwarna biru dan nafasnya ngos-ngosan seperti orang habis lomba lari.
Alhamdulillah, akhirnya kami masih diberi kepercayaan untuk mengasuh Aji sampai saat ini, dan semoga sampai masa terbaik kami nanti. Aji sekarang kelas 1 SD, umurnya 7 tahun. Dia sekolah di SD Islam Terpadu Daarul Muttaqien Surabaya. Lokasinya hanya 15 menit dari rumah kami.
Di sekolah ini, Aji mengalami hal yang istimewa. Istimewa menurut saya ibunya :)
Ketika masuk, ada tes menguji kemampuan calistung dasar Aji. Istimewanya Aji perlu ujian dua kali, karena dianggap mungkin untuk tes kedua, kondisi Aji lebih siap sehingga hasilnya lebih akurat.
Singkat cerita, kemampuan calistung Aji masih terkendala di dua hal yaitu kemampuan membaca dan menulis. Untuk matematika, malah menurut saya, dia maju dengan cepat dan dengan minatnya sendiri. Bahkan ketika masih TK, Aji bisa menghitung mundur dari angka 100 dengan benar, dan dari angka 10 dengan sangat cepat.
Kurangnya Aji membaca dan menulis ini terjadi sejak TK. Saya dan gurunya belum menemukan cara yang tepat agar Aji bisa menghafalkan huruf dengan sempurna dan bisa membaca. Tetapi karena pihak SD mengatakan sebelumnya hal ini tidak masalah, maka saya yakin memasukkan Aji disana. Tidak perlu tetap tinggal kelas di TK.
Dalam perjalanan sampai akhir semester, saya dan gurunya Aji masih mengamati adanya kesulitan Aji untuk membaca dan memahami bacaan. Walaupun dalam perjalanannya saya sudah berusaha memasukkan Aji ke sebuah bimbel baca, dengan harapan ada pengalaman baru yang memotivasinya dan membuatnya yakin bahwa di sebenarnya bisa membaca.
Dan prediksi saya itu benar. Hanya satu bulan saja di bimbel, sudah ada peningkatan yang signifikan untuk kemampuan membacanya. Aji pun menunjukkan minat untuk membaca apa saja, yang sebelumnya tidak muncul. Kami pun memberi apresiasi dengan memberikan hadiah berupa sepeda lipat yang sudah lama di idam-idamkan.
Kami pikir, dengan Aji mulai lancar dan suka membaca, masalah belajarnya di kelas terutama, akan selesai. Tapi ternyata belum. Gurunya Aji masih mengeluh bahwa AJi di kelas masih sering melamun, butuh bimbingan untuk mengerjakan soal dan sering menulis huruf yang terbalik.
Saya menjawab, kenapa bisa begitu? karena ketika di rumah, Aji belajar dengan saya lancar saja. Bisa mengerti dan mengerjakan soal. Tetapi ketika sampai di sekolah, Aji sering tidak bisa merespon keterangan gurunya, menjawab soal ujian paper-test.
Gurunya menambahkan, Aji bisa fokus dan merespon dengan baik jika berhadapan langsung dengan gurunya. Jadi diminta untuk duduk di depan gurunya, atau di samping gurunya. Intinya menjauh dari teman-temannya.
Saya sampaikan, di rumah juga begitu. Jika belajar menghadap buku, Aji tidak bisa jika seruangan dengan kakaknya. Maka saya pindah belajar membaca buku dan mengerjakan soal tertulis di kamar saya. Itu sukses.
Ketika di rumah, saya tanyakan kepada Aji, kalau di kelas bagaimana?
intinya Aji menjawab, "di kelas kalau ramai, temanku ngomong-ngomong aku bingung"
Dengan jawaban Aji ini saya menduga, jangan-jangan gaya belajar Aji itu AUDITORIAL. Sangat berbeda dengan saya, bapaknya dan kakaknya. Kami bertiga sangat VISUAL. Kami suka membaca buku dan tidak terganggu dengan suara apapun.
Dengan begitu, saya coba mempraktekkan metode belajar yang lain pada Aji. Saya mengajaknya tebak-tebakan, membacakan materi belajarnya, lalu main cerdas cermat berebut menjawab dengan kakaknya. Kata Aji, cara ini membuatnya ingat. Tetapi ada kendala lain, yaitu untuk pelajaran bahasa Inggris dan bahasa Jawa. Karena keduanya berbeda tulisan dan cara membacanya. Aduh, tugas saya belum selesai.
Dari literatur yang saya cari, eh ternyata benar, anakku Aji sepertinya tipe auditorial dalam belajar.
AUDITORI (Auditory Learners )
- Mampu mengingat dengan baik penjelasan guru di depan kelas, atau materi yang didiskusikan dalam kelompok/ kelas
- Pendengar ulung: anak mudah menguasai materi iklan/ lagu di televise/ radio
- Cenderung banyak omong
- Tak suka membaca dan umumnya memang bukan pembaca yang baik karena kurang dapat mengingat dengan baik apa yang baru saja dibacanya
- Kurang cakap dalm mengerjakan tugas mengarang/ menulis
- Senang berdiskusi dan berkomunikasi dengan orang lain
- Kurang tertarik memperhatikan hal-hal baru dilingkungan sekitarnya, seperti hadirnya anak baru, adanya papan pengumuman di pojok kelas, dll