Menjelang sore habis, sekitar jam 4 sore, acara Kick Andy tayangan ulang menarik perhatianku. Padahal belum juga mandi sore dan sholat ashar. Duh kebiasaan buruk.
Isi acaranya sudah menarik perhatianku beberapa waktu lalu sih. Karena, berkisar tentang perjuangan anak miskin untuk meraih pendidikan setinggi-tingginya. Wuih semangat sekali. Bagus sekali. Saya sangat terinspirasi.
Tokohnya adalah pak Yohanes Surya, A. Azra, Renald Kasali dan A. Fuadi.
Suka sekali mendengar betapa mereka bekerja sambilan, tidur hanya 3 jam sehari dan bias lulus cum laude atau straight A. hebat benar. Jadi terinspirasi lagi untuk kembali belajar bahasa Inggris. Dan ingin merapikan kembali sistim pembelajaran untuk anak-anak.
Sekaligus juga membuatku terinspirasi di hal lain. Untuk kembali sekolah lagi, aku sudahi dulu. Bukannya apa-apa, kondisi anak dan keluargaku, jika aku tinggal, wah pengorbanannya terlalu besar. Dan aku bias jadi tidak maksimal kemana-mana. Sekarang sudah terlanjur bisnis jilbab yang ingin dijadikan bisnis keluarga sampai nanti kami sama-sama tua. Iya kan. Kalau aku sekolah, bisnis selesai, anakku sama siapa, suami bingung ga bias konsen, mertua sudah sakit-sakitan dan tidak bias nyari nafkah lagi, dan terutama ibuku sudah sepuh gitu. Wah, terlalu mengerikan.
Jadi aku focus saja sekarang pada usahaku. Nah, karena aku sudah mulai mendesain jilbab dan membuat aksesoris. Maka, kursus atau ilmu seni apa yang bias aku pelajari, sehingga desainku lebih bagus. Aku ingin berhasil dalam hal ini. Sungguh menarik menggeluti bidang desain dan aksesoris handmade ini. Fantastic. Warna-warni. U
Untuk ilmu sainsku, aku bias mengajari anakku dengan lebih intensif dan regular. Kelak aku ingin mengajar bimbel kelas 6 SD saja seperti bu Tjok dulu itu. Persis seperti itu saja, sebagai tambahan income sekaligus amal.
Sedangkan menulis adalah nafas sehari-hari. Jadi tidak ada target, karena menulis itu menikmati. Seperti yang dikatakan Desi padaku tempo hari.
Tinggal yang mengganggu pikiranku adalah kondisi rumah yang belum bias rapi dan enak dibuat belajar. Harus menunggu sampai selesai lebaran. Ya sudahlah, itu adalah konsep yang bagus. Pisah kamar, banyak rak, jadi rumahku rapi. Semua bias dikerjakan sedikit sedikit dan tidak terlalu capek atau malah malas seperti selama ini.
Isi acaranya sudah menarik perhatianku beberapa waktu lalu sih. Karena, berkisar tentang perjuangan anak miskin untuk meraih pendidikan setinggi-tingginya. Wuih semangat sekali. Bagus sekali. Saya sangat terinspirasi.
Tokohnya adalah pak Yohanes Surya, A. Azra, Renald Kasali dan A. Fuadi.
Suka sekali mendengar betapa mereka bekerja sambilan, tidur hanya 3 jam sehari dan bias lulus cum laude atau straight A. hebat benar. Jadi terinspirasi lagi untuk kembali belajar bahasa Inggris. Dan ingin merapikan kembali sistim pembelajaran untuk anak-anak.
Sekaligus juga membuatku terinspirasi di hal lain. Untuk kembali sekolah lagi, aku sudahi dulu. Bukannya apa-apa, kondisi anak dan keluargaku, jika aku tinggal, wah pengorbanannya terlalu besar. Dan aku bias jadi tidak maksimal kemana-mana. Sekarang sudah terlanjur bisnis jilbab yang ingin dijadikan bisnis keluarga sampai nanti kami sama-sama tua. Iya kan. Kalau aku sekolah, bisnis selesai, anakku sama siapa, suami bingung ga bias konsen, mertua sudah sakit-sakitan dan tidak bias nyari nafkah lagi, dan terutama ibuku sudah sepuh gitu. Wah, terlalu mengerikan.
Jadi aku focus saja sekarang pada usahaku. Nah, karena aku sudah mulai mendesain jilbab dan membuat aksesoris. Maka, kursus atau ilmu seni apa yang bias aku pelajari, sehingga desainku lebih bagus. Aku ingin berhasil dalam hal ini. Sungguh menarik menggeluti bidang desain dan aksesoris handmade ini. Fantastic. Warna-warni. U
Untuk ilmu sainsku, aku bias mengajari anakku dengan lebih intensif dan regular. Kelak aku ingin mengajar bimbel kelas 6 SD saja seperti bu Tjok dulu itu. Persis seperti itu saja, sebagai tambahan income sekaligus amal.
Sedangkan menulis adalah nafas sehari-hari. Jadi tidak ada target, karena menulis itu menikmati. Seperti yang dikatakan Desi padaku tempo hari.
Tinggal yang mengganggu pikiranku adalah kondisi rumah yang belum bias rapi dan enak dibuat belajar. Harus menunggu sampai selesai lebaran. Ya sudahlah, itu adalah konsep yang bagus. Pisah kamar, banyak rak, jadi rumahku rapi. Semua bias dikerjakan sedikit sedikit dan tidak terlalu capek atau malah malas seperti selama ini.