Liputan Jilbab Orin di Wideshot Metro TV , 6 Agustus 2013. Inspirasi Bis...

2 comments

Behind the scene JIlbab Orin diliput Metro TV Jatim

1 comment
Hampir tiga minggu yang lalu, sebuah sms tiba-tiba masuk ke handphoneku.

SMS itu masuk ketika aku masih duduk di atas sajadah untuk sholat dhuhur. Bahkan belum berdzikir dan berdoa. Sudah jadi kebiasaan, tiap ada suara sms, aku langsung segera menyambar hp. Karena takut itu dari suami atau ibu, dan itu penting. Jika ringtone suara BBM, aku masih tak terlalu mengindahkan karena ibu dan suami tidak memakai ponsel pintar itu.

Ternyata SMS tawaran dari Metro TV jatim itu yang datang. Semula aku tak terlalu menghiraukan, dan menjawabnya sekedarnya saja. Kujawab, "Maaf mas saya tidak siap. Karena beberapa saat ini bisnis Jilbab Orin sedang vakum."

Kupikir jawabanku akan mengakhiri semuanya. Tetapi ada sms balasan, "bisa diatur settingnya mbak. Jika mbak masih ada beberapa produk handmade dll. Ini untuk acara Inspirasi Bisnis Kreatif. Dan ini gratis. Lumayan kan mbak, jika gambarnya bagus bisa masuk tivi."

Gratis?
wah kebetulan juga. Karena tahun kemarin, aku sering mendapat tawaran muncul di media koran atau elektronik tapi harus membayar dulu sejumlah uang. Mulai dari 4 jutaan. Dan aku belum bersedia. Dan tawaran ini gratis? wow kebetulan yang amazing sekali kan. 

"kalau bisa besok siang kita shoot ya mbak," begitu lanjut sms-nya.

Hahh, besok? gila aja. Hampir semua produk jilbabku habis terjual. Yang tersisa hanya beberapa. Aksesoris kawat, lumayan banyak karena jika waktu luang aku bereksperimen membuat aksesoris kawat. Tetapi ini luar biasa, besok? ah aku langsung menyatakan tidak sanggup.

"kalau 2 minggu lagi, gimana mas? untuk persiapan?," jawabku bernegosisasi.

"Oh, 2 minggu lagi mungkin saya sedikit sibuk banyak liputan mbak. Besok sabtu itu saya banyak waktu luang. Ya sudah, semoga 2 minggu lagi tidak ada halangan, trims." jawaban singkat itu mengakhiri sms-sms kami.

Waktu pun berlalu. Aku menganggap hal ini akan lancar saja. 2 minggu lagi akan kupersiapkan dengan sempuran. Jilbab handmade, aksesoris handmade, bahkan membuat logo baru dan baligo baru. Sempurna pokoknya.

tetapi... 2minggu lagi banyak liputan?
bagaimana jika dia tidak sempat datang meliput kami? betapa emannya, sayangnya kesempatan ini disia-siakan.

Tetapi jika lanjut? bagaimana? stokku kurang banget tentu. Kemarin vakum berbisnis cukup lama sejak anak-anak berturut-turut opname dan aku mempersiapkan diri untuk kuliah lagi.

Sepanjang sore aku kepikiran terus, terlebih setelah buka puasa. Lalu aku kontak teman ibu-ibu wali murid TK anakku yang udah lulus. Mereka pun bersedia membantu. Kami punya waktu 24 jam saja. 

Dan begitulah sepanjang malam aku tidak bisa tidur. Mencorat-coret buku membuat konsep, mengumpulkan aksesoris wire jewelry yang kubuat selama ini, mengumpulkan produk jilbab handmade yang mewakili seperti jilbab sulam pita, jilbab lukis, jilbab bordir.






Sempat aku tidak PD menggunakan rumahku sendiri sebagai tempat liputan. Dan mengajukan ide butik teman sebagai gantinya. Namun teman emak-emakku tadi menentang semua. Aku harus tampil apa adanya, dan menunjukkan hasil kerja kerasku selama ini. Toh semuanya berkonsep sebagai inspirasi bisnis. Dan menurut mereka, yang kulakukan selama ini sangat bisa menjadi inspirasi. Alhamdulillah, aku pun nurut dengan ide mereka.

Dan setelah sahur, aku pun mulai beraksi. Membuat nama JIlbab Orin dari kain flanel, menata ruang tamu kami yang super minimalis itu menjadi workshop. Suamiku membantuku dengan baik, mengeluarkan kursi, mengepel dan mengangkat meja. Sehingga aku fokus pada kreativitas visualisasi di ruangan itu.

menyiapkan display, masih 30%

Menjelang dhuhur semuanya beres. Aku, anakku, suamiku sampai ketiduran sambil menunggu emak-emak datang. Membawa patung manekin tambahan, baju, aksesoris, dll yang membantu agar display lebih semarak. 

Kebetulan ada satu emak yang jadi perias pengantin, kami pun di make overnya. Celakanya, giliranku di make up belum beres, eh si reporter dan kameraman datang. Mas @rifaipamone ini pun teriak-teriak manggil agar aku keluar dari kamar untuk interview awal. Aduh mak, lisptikku masih separuh. 

Panik. Temanku yang perias itu masih ngejar aku aja agar bisa beres make upnya. Jadi aku di make over sambil jalan, sambil ngobro, kayak artis kejar tayang aja dah. hehehe...

Sambil menyiapkan lainnya, reporter ngobrol sama suamiku. Dan dia kaget ketika diberitahu suamiku, kalau aku dulu pernah dapat panggilan kerja dari Metro TV, tapi aku tolak karena sedang hamil anak pertama. Ohya, aku ingat dulu pas iseng ikut bursa kerja, hehehe. Dikit nyambung juga deh. *eh tapi aku lupa ya, itu Metro TV apa Trans TV ??* halaagh yaudinlah, kagak penting juga. 

Dan akhirnya proses shooting berjalan dengan lancar, diselingku keriweuhan sedikit oleh anak-anak kami yang berseliweran dan teriak-teriak.

foto lengkapnya disini yaa



Satu lagi, namanya ibu-ibu yang ribet sama foto-foto narsisnya. Apalagi pada pengen di foto di gadget masing-masing. Ruwetnyaaa emaak-emaaak, sungguh malu-maluin :D


Ending shooting, aku berikan dua paket kripik Khas Malang. Sekalian promosi juga sebenarnya. Mas reporter berkali-kali menyebutkan kalau ini gratis loh. 

Rasa happy dan legaku numpuk jadi satu. Karena kebetulan, hari itu Sabtu 13 Juli 2013, adalah hari ulang tahun pernikahanku dan suamiku. So sweettt.....


Begitulah, acara shooting selesai, kami harus menunggu dua minggu katanya. Nah sudah dua minggu lebih berlalu belum ada kabar. Apalagi pas seminggu setelahnya, anakku yang kecil masuk rumah sakit, opname karena demam berdarah. Udah deh, nggak kepikiran sama sekali tuh liputan akan tayang.

dan... 3 minggu kemudian, alias kemarin.... mendadak lagi, ada sms ke hp-ku, dan itu ... OMG... membacanya membuatku menyesal tiada tara. 

mengapa? karena sms itu datangnya jam setengah 2. Dan baru aku baca jam setengah 4 sore. Telaat..... oh tidaaakkk !!!!

Aku mencarinya di website www.metrotvnews.com di bagian wideshot, dan ternyata tidak ada. Aku konfirmasikan kata mas Rifai ini tidak semua tayangan di upload di web metro. 
Duh, menyesalnya. Tapi ya sudahlah. Pengalaman ini luar biasa pokoknya. Thanks to metro. Semoga mereka bisa dan boleh dan mau mengirimkan file videonya kepada kami. Amiin. 

Semoga menginspirasi.