Anak UAS, AKu Jadi Guru Les Dadakan

2 comments





hemmm
*SMileee...

tinggal dua hari lagi. tepatnya tanggal 30 Mei nanti, anakku yang kelas 3 SD itu Ujian Akhir Semester, di sekolah.

seperti biasa.
dan harus kembali seperti biasa,

dengan modal buku tulis yang kecil, biasanya pake buku tulis seukuran folio, ku tuliskan berbagai jenis soal latihan untuk 12 materi pelajaran.

mulai fikih, akidah akhlak, quran hadits, sejarah islam, bahasa arab
lalu math, bIndonesia, b inggris, b jawa, pkn, ips, ipa,

isi materi selama semester genap ini.

yang kemarin malam selesai kubuat, adalah soal qur'an hadits

wiuhhh beruntung sekali anakku ini...

coba daku dulu yaww...
secara jadi anak ketujuh dari 8 bersaudara...
ibu dan bapak - alhamdulillah - baru sekolah sampai kelas 2 sd dan 4 sd saja.

kakak-kakak pada sibuuk sendiri-sendiri....
karena jarak umurku paling jauh dari yang lainnya..

akhirnya mau tak mau, harus survive belajar sendiri

tidak ada les, karena tidak mampu bayar..

kecuali untuk kelas 6 SD, aku baru ikut les, berangkat jam 2 siang, naik sepeda mini tua yang sadelnya harus dibungkus tas kresek kalau hujan. karena udah robek dan sponnya nyimpen air banyak-banyak

aku yang kelas 6 SD waktu itu, ga suka banget pakai topi dan jaket. jadi walau matahari garang-garangnya, nekad aja bersepeda melewati jembatan tol Ngesong menuju rumah ibu les di jl. Kupang Indah. sekitar berjarak 1 km dari rumahku dulu.

teruuus belajar sendiri, dengan buku dan sekolahan.

mulai les lagi pas kelas 3 SMA.
aku SMA di Jombang
dan setiap hari sabtu, pulang sekolah, jam 3 sore, aku naik bis kota menuju Surabaya. pas SMA klas 3, aku tinggal sendirian di Jombang. yang kemudian pindah ke rumah bulik. dan ibu beserta saudara lainnya stay di Surabaya

esoknya, hari Minggu pagi, aku berangkat ke tempat les bimbel Phi Beta. ikut kelas khusus luar kota, dari jam 8-2 siang.
pulagn dari bimbel, langsung menuju terminal joyoboyo. dan naik bis kota sampai ke Jombang. sebelumnya transfer bis dulu ke terminal Purabaya.

kadang sendirian. kadang bareng teman sesama JOmbang yang ketemu di terminal. karena mereka banyakan ikut bimbel Teknos.

kadang muntah, karena di siang bolong, kepanasan, lapar, dan gerah ga ketulungan akibat pakai baju muslim berbahan kain tisu yang panas itu [ketika pertama berjilbab dalam keluarga, jadi stok baju muslim terbatas banget, seada-adanyalah.]

berlaku selama setahun, begitu tiap sabtu dan minggu.

setelah lulus SMA, alhamdulillah tak sia-sia, walau tak terbaik se-SMAN 2 Jombang. tapi NEM ku terbaik sekelas 3 ipa 3. mengalahkan temanku Yolan yang pinternya maut dan sekarang jadi dokter di KEdiri.,

sambil nunggu UMPTN, ikutan les intensif lagi. dan seriuuus banget waktu try out , sampai-sampai banyak yang nyindir dan ngetawain. terutama anak-anak yang sekolah di Surabaya.

bisik-bisiknya gini," eh tuh anak luar kota kali. pada serius amat belajarnya. biasa aja kalii, try out ini!'

aku cuek dan nyengir. kagak tahu yee aku nih asli suroboyo sakjane reeekk...

dan emang, sejak try out serius pun , akhirnya mudah kan nembus PTN di Bandung yang bersimbol Ganesha....

makanya jangan remehin orang belajar duwoongg...
*ah ini dendam grumelan tak terbalaskan kok....hahahaha


oh ya kembali ke judul...

dalam benakku, aku ingin mencari cara, agar anakku meniru motivasi belajarku yang tinggi.
menurut anda, bisakh itu terjadi jika aku membimbingnya sedemikian rupa seperti ini?
[read : sampai membuatkan soal segala..]

apa ini malah jadi bumerang dan membuat anakku menjadi tergantung padaku?

ahhh..aku masih tak tahu apa jawabannya...

aku merasa harus membimbing, soalnya aku dulu sekolah di sekolahan negeri yang pelajarannya ga sebanyak anakku yang sekolah di swasta islam gini...

ini masuk tanggung jawabku, kali ya? karena menginginkan anakku 'ngeh' dengan ilmu agama sedini mungkin. jangan kagok kayak emaknya giniii....

semoga semakin lama, semakin ketemu formula yang tepat

2 comments

  1. cobak biyen aku sekolah sing dadhi ibukku mbak Orin kan enak juga dibuatin soal. Dulu paling ibuk tak suruh neteni kalau aku lagi ngapal. Tapi ibukku juga rajin lo ngajarin aku terutama kimia.

    ReplyDelete
  2. @mba hany : hihihi....
    tapi ya lumayan juga. jadi ikutan sinau pas bikinin soal.

    dulu ibu dan bapak, setia nemenin kita belajar mbak. walau ga bisa ngajari, kehadiran mereka memberi kami semangat sekaligus jadi polisi juga biar ga kabur main, hehehe.
    ibu biasane nunggu sambil njahit2. kalau bapak sambil duduk2 aja, diseberang kami, kadang sambil baca, soalnya bapak kutu buku juga.

    ReplyDelete