Kosmas Baos, NTT. Nusa Tenggara Timur?
Namanya cukup asing. Sempat saya kira ini hanyalah spam. Namun saya menahan diri dan menyelidiki profil beliau. Saya lihat mutual friendnya adalah dosen saya, kajur saya di S2 TP Unesa. Oh, mungkin beliau adalah teman kuliah sekelas saya, Anggelina Morantri Bili asal NTT. Saya pun menerima permintaan pertemanan itu.
Sesaat kemudian, beliau pun menyapa di timeline saya lalu mengirimkan pesan di inbox saya.
Saya (sekali lagi) dikira dosen :) |
Pertanyaan kiraan bahwa saya adalah Guru atau Dosen sudah lazim saya terima. Dan sekali lagi saya menjawabnya, bahwa saya bukan dalam profesi formal tersebut. Ternyata bapak Kosmas ini bertanya lagi, saya bekerja di kantor apa?. Waduh saya semakin suudzon, buruk sangka. Saya menjawab balik dengan pertanyaan.
Ternyata beliau butuh buku pelajaran :) |
Saya cukup bingung juga menanggapi permintaan beliau. Karena saya tidak mempunyai akses formal. Bukan guru, bukan dosen, bukan anggota Diknas Kota. Namun saya yakin, teman-teman saya di Unesa dan juga para blogger yang aktif di dunia pendidikan dan sosial bisa memberikan informasi yang dibutuhkan. Dengan alasan ini, saya tawarkan kepada bapak Kosmas Baos untuk mengirimkan data lengkap diri dan sekolahnya, serta permasalahannya untuk saya tulis menjadi artikel. Dari situ saya akan menyebarkan informasi kesulitan yang beliau alami ke berbagai sosial media terkait. Semoga dari salah satu komunitas atau organisasi, bisa membantu. Inilah yang bisa saya lakukan sebagai blogger. Menjadi penyambung lidah.
Lama sekali saya menunggu balasan dari beliau. Bahkan lebih dari dua minggu. Saya mulai berpikir, permintaannya hanyalah main-main. Saya pun mengabaikannya. Ternyata tak berapa lama kemudian, ada pesan balasan. Beliau mengirimkan foto dirinya sendiri dan bersama murid-muridnya, serta foto sekolah.
Ah, mungkin pak Kosmas lambat menjawab dikarenakan keterbatasan listrik dan akses internet. Saya ingat cerita teman saya Anggelina tentang kehidupannya di NTT. Bahwa di desanya, listrik menyala hanya pada jam tertentu saja. Kalau tidak salah mulai pukul 12 siang sampai 9 malam, selepas itu listrik dipadamkan lagi. Untuk mengakses internet, Anggelina harus ke warnet yang hanya ada di kota, dan itu harus ditempuh 2 jam perjalanan. Ah, harusnya saya tak berburuk sangka.
Sesuai permintaan saya, beliau memberikan beberapa informasi kesulitan yang dialaminya. Serta yang terpenting, adalah nomer kontak bapak Kosmas Baos ini untuk dihubungi langsung oleh pemberi pertolongan ataupun pihak terkait. jadi saya tidak menyediakan diri sebagai jembatan antar keduanya, saya hanya membagikan informasi. Saya lakukan ini karena itulah kapasitas saya sekarang ini.
SMPN 1 Lamba Leda (doc. Kosmas Baos) |
Bapak Kosmas Baos dan muridnya (doc. Kosmas Baos) |
Ah, mungkin pak Kosmas lambat menjawab dikarenakan keterbatasan listrik dan akses internet. Saya ingat cerita teman saya Anggelina tentang kehidupannya di NTT. Bahwa di desanya, listrik menyala hanya pada jam tertentu saja. Kalau tidak salah mulai pukul 12 siang sampai 9 malam, selepas itu listrik dipadamkan lagi. Untuk mengakses internet, Anggelina harus ke warnet yang hanya ada di kota, dan itu harus ditempuh 2 jam perjalanan. Ah, harusnya saya tak berburuk sangka.
Sesuai permintaan saya, beliau memberikan beberapa informasi kesulitan yang dialaminya. Serta yang terpenting, adalah nomer kontak bapak Kosmas Baos ini untuk dihubungi langsung oleh pemberi pertolongan ataupun pihak terkait. jadi saya tidak menyediakan diri sebagai jembatan antar keduanya, saya hanya membagikan informasi. Saya lakukan ini karena itulah kapasitas saya sekarang ini.
doc. pri |
1. Gedungnya lantai kasar
2. Kekurangan buku pegangan guru, khususnya mata pelajaran IPS.
3. Kondisi sekolah kurang bagus
4. Membersihkan lingkungan sekolah masih menggunakan tenaga siswa
Ketika saya tanyakan apakah Diknas terkait sudah mengerti hal ini?
Beliau menjawab dari diknas hanya mendapatkan satu jenis buku pegangan guru. Jika ingin mengikuti olimpiade atau lomba, mereka tidak mempunyai buku lain sebagai literatur.
Saya ingat ada komunitas Hibah Buku yang digawangi oleh Blogger. Ataupun gerakan lain yang bergerak di bidang peningkatan mutu pendidikan dari sarana prasarana. Jika teman yang membaca artikel ini mengetahui informasinya atau ingin langsung membantu, silahkan kontak langsung kepada bapak Kosmas Baos, dinomor HP 082237378889 atau 082236944128 atau di akun facebook beliau Kosmas Baos.
Sebagai disclamer, saya hanyalah penyambung lidah, penyambung informasi dari kesulitan yang dialami seorang guru dari NTT ini, Bapak Kosmas Baos, kepada khalayak ramai. Dengan harapan akan ada informasi yang menghubungkan ke arah pemberi harapan dan pertolongan. Saya tidak dalam posisi sebagai penjembatan antara kedua belah pihak. Jika terjadi segala sesuatu yang tidak sesuai, maka itu diluar tanggung jawab saya. Hal ini sudah saya sampaikan juga kepada bapak Kosmas Baos, dan beliau memahaminya.
Jadi, jika teman punya buku lebih atau tahu komunitas yang bergerak di bidang ini, silahkan kontak ke nomer pribadi Bapak Kosmas Baos di atas. Terima kasih.
Yang mengagumkan dari saudara-saudara kita di daerah Timur adalah.. dengan keterbatasan fasilitas mereka tetap bisa bersinar...
ReplyDeleteSemoga dengan blogpost ini banyak bantuan untuk bapak guru yang sangat peduli dengan pendidikan murid-muridnya itu...
Iya mbk Irly. Teman aya, Anggel, juga tekun dan tangguh sekali. Smoga ada jalan, di twitter ada respon dari bbrp orang.
ReplyDelete