"Bu Hen, udah lulus mau ngapain?"
Rafi, teman dari Palu di kelas Pasca beberapa kali mempertanyakan hal itu. Saya ingin menjawab dengan cepat, tapi apa ya jawaban yang tepat.
"Jadi ibu rumah tangga lagi?", dia lanjut bertanya dengan aksen Palu yang kental.
Entah kenapa, itu teman sekelas lainnya sontak menoleh ke belakang dan menatap saya. Seolah-olah mereka juga penasaran dengan jawabannya.
"Iya kali, Rafi,"
Sudah, gitu aja menjawabnya. Tentu sambil nyengir-nyengir nggak ikhlas gitulah. Toh, mau jawab apa lagi.
Sejak awal kuliah umum pertama di Gedung K10 Pascasarjana UNESA, tiap saya kenalan dengan menyebut profesi sebagai Ibu Rumah Tangga saja selalu mendapat respon yang gimana gitu. Antara percaya nggak percayalah. Ah, yaaa begitu itulah.
Ada yang senasib dengan saya? Anyone??? *nyodorin mik
Saat Rafi bertanya sekitar setahun yang lalu itu, saya tak terlalu ambil pusing. Mau lulus entar kerja dimana juga, siapa yang tahu. Suami saya selalu bilang "Ingat loh ya, kuliah itu nyari ilmu bukan nyari kerja". Dan nasihat itu saya pegang kuat-kuat, terutama sebagai pijakan jika ada komentar yang kira-kira bisa bikin semangat saya "down", trus males. Males berangkat kuliah, males ngerjain tugas, males kliyengan nyari dosen buat bimbingan tesis, dan males males yang lainnya.
Akan tetapi, menjelang wisuda saya makin kepikiran. Ketika saya, alhamdulillah atas ijin Alloh SWT, berhasil lulus sidang tesis dan test TOEFL yang mendera jiwa raga, saya mulai gelisah. Saya mulai menyesali kata-kata saya setahun yang lalu itu. Saya mulai cemas bakal kembali nggak punya "profesi". Padahal saya sudah beberapa kali menemui pihak lembaga pendidikan untuk bisa bergabung disana, baik sebagai pengajar atau trainer pendidikan. Namun kabar beritanya belum datang juga sampai saya wisuda.
Dalam kegalauan itu, saya berusaha menyusun rencana lain. Dua belas tahun menjadi ibu rumah tangga, membuat saya harus berpikir smart dan kreatif. Profesi apa saja yang bisa saya lakukan, saya tekuni dan kira-kira dalam 5 atau 10 tahun lagi, saya bisa jadi "pakar" di bidang itu. Profesi yang menerima latar belakang saya sebagai ibu rumah tangga.
Saya mengulik lagi sejarah diri sejak memutuskan jadi full time mom. Sampai ingat video
Sayang Banget, tugas kuliah Digital Story Telling Pribadi. Hahaha, jadi ketawa sendiri lihat videonya (maap ya, blom bisa masukkin lagu ke video).
Berat loh sodara-sodara dicibir orang melulu tuh. Beneran, sumpah. Makanya, jika katanya anak-anak korban "bullying" bisa mencelakai dirinya sendiri, itu pasti bener. Karena diolok, dianggap gagal dan sia-sia tuh, sakitnya sampai ke sel DNA !!!
Untunglah video ini sempat di upload di You Tube, jadi file tidak ilang. Udah lihat videonya? *ngarep hehehe. Dari video itu ada cerita saya ngeblog. Nah, muncul deh gagasan cemerlang nan gemilang, saya bisa jadi BLOGGER PROFESIONAL nih kayaknya.
Sebenarnya saya udah ngeblog cukup lama sih. Sempat ikut suatu komunitas juga. Namun sejak nekad kuliah lagi tuh blog bener-bener saya biarkan jalan di tempat. Saya pun dengan aneka ria kepenatan di kepala, hanya menjadi Silent Reader dan mengamati komunitas blogger itu tanpa punya tendensi apa-apa. Namun setelah saya yakin kalau menjadi blogger bisa dijadikan profesi, kegalauan kedua muncul. Kudu belajar dimana ya?
Itu yang namanya browsing How to be Success Blogger, udah dijabanin tiap hari. Tapi tetep aja nggak ngeh kudu gimana gitu. Pasti lebih enak kalo bisa ketemu langsung dengan blogger yang sukses ini. Tapi gimana caranya ya? Mau tanya ke siapa? ada nggak acara semacam itu di Surabaya ya? Karena jika luar kota, mustahil saya bisa ikutan untuk saat ini. Belum bisa ninggalin anak-anak yang jadwal sekolahnya ketat.
Untunglah, alhamdulillah, dengan arahan Sang Maha Tahu, saya pun ketemu iklan Fun Blogging 7 Surabaya ini di twitter.
"Mengubah Hobi Menjadi Profesi".
Wah tagline acara Fun Blogging 7 ini, cucook markocok dengan niat saya mencari profesi baru. Saya pun mendaftar secara online via email. Kurang lebih setengah bulan kemudian, tepatnya hari Sabtu 7 November 2015, acara dilaksanakan di Gedung Intiland Tower Jl. Panglima Sudirman Surabaya pukul 9.00 - 16.00 WIB.
Eh, saya mau share cerita dikit dulu ya tentang drama perjalanan menuju ke lokasi acara. Bener deh pengen crita, karena ibu rumah tangga mau pergi sendiri itu, ada aja tantangannya. Termasuk seperti yang saya alami. Oke lanjut:
Critanya saya bakalan berangkat naik sepeda motor sendirian, tidak diantar suami seperti biasanya. Sejak pukul 7 pagi saya sudah berangkat, dan memacu sepeda motor matic dengan rasa campur aduk. Ya seneng, ya cemas. Bukannya cemas karena meninggalkan anak-anak dan suami di rumah. Karena mereka sudah saya siapkan makanan untuk sarapan dan makan siang. Melainkan cemas bakal kesasar menuju ke lokasi. Maklum saja, saya ke rute tersebut terakhir kalinya ketika anak sulung saya masih umur 3 tahun, dan sekarang dia umur 13 tahun. Wow, sudah 10 tahun. Selebihnya saya beberapa kali melewati rute tersebut dengan diantarkan oleh suami atau saudara.
Semalam sebelumnya saya berusaha meminta suami untuk menuliskan peta yang jelas untuk saya. Yang arah mata anginnya hanya dua, yaitu belok kanan dan belok kiri :). Begitulah dengan bekal nekad dan perut sedikit mules sejak subuh, saya berangkat (note: kalau stress berat perut saya mendadak mules, heheh). Di tengah perjalanan, benar juga, saya sempat tersesat sedikit. Berbelok ke jalur pintas yang malah mengarahkan saya untuk kembali pulang. Untung saja saya cepat sadar, dan langsung berbalik arah.
Karena hanya fokus di jalan depan, saya tidak melihat spion dan memasang lampu riting. Ups, nyaris saja saya disundul pemotor di belakang yang dengan geram memencet klakson lalu menghindari saya. Makasih ya mas, beneran deh, maaf ya. Saya melipir ke kanan dan pelan-pelan menuju jalan asal sambil berdoa tidak ada pak polisi, karena saya melawan arus lalu lintas. Singkat cerita, saya berhasil masuk jalan pintas kedua yang benar rutenya. Selanjutnya seperti mengalir saja sampai ke tempat tujuan. Intiland Tower jl Panglima Sudirman Surabaya.
Acara yang disponsori oleh Smartfren, Qwords.com dan mobil123 itu diadakan di lantai dua. Ketika mulai masuk ke gedung, di teras saya lihat mbak Ria Rohma, blogger dari Gresik. Sepertinya beliau juga baru datang. Saya berhenti sebentar.
"Mbak Ria ya? Ria Rohma?"tanya saya sambil membuka slayer penutup hidung.
"Iya mbak. Mbak Heni kan? ayo sana parkir dulu saja," jawab mbak Ria kemudian. Dan saya turuti.
Keluar dari tempat parkir, sudut mata saya menangkap sesosok perempuan tinggi berjalan ke arah gedung yang sama. Narasumber nih? pikir saya. Pasti ada tiga orang. Perlahan saya berjalan sambil melirik sesekali. Dan benarlah ada tiga orang perempuan berjilbab, berjalan ke Intiland Tower. Mereka masing-masing membawa tas travel dan tas ransel besar. Mau menyapa duluan, kok sungkan. Saya memutuskan berjalan di depan mereka. Tepat di pintu masuk, saya sudah nggak tahan. Langsung saja saya membalik badan dan berkata dengan sok kenal sok akrabnya gitu, "nah ini pasti guru-guru saya ya?".
Saya pun disambut dengan ramah. "iya", jawab mbak Haya, mbak Shintaries dan mbak Ani , secara bergantian.
Kami pun bersalaman sambil menyebutkan nama. Saya lihat titik-titik keringat menghiasi wajah mereka. Maklum Surabaya hawanya panas gini. Dengan satu kali naik elevator, kami sampai di tempat acara. Tak seberapa lama kemudian, banyak peserta blogger yang datang termasuk mbak Ria Rohma yang tadi menghilang setelah saya sapa.
Acara belum dimulai, tapi saya dah seneng sekali. Pertama saya senang telah berhasil sampai di lokasi dengan selamat. Tidak tersesat parah, tidak ditilang polisi, sepeda motor pun aman.
Kedua, bisa bertemu teman blogger Surabaya dan sekitarnya. Mayoritas perempuan dan ibu-ibu, Waktu itu hanya ada satu orang yang ganteng, yaitu pakde Cholik dari Jombang.
Blogger ibu-ibu ada yang membawa serta anaknya yang masih bayi dan balita. Salut berat deh melihat perjuangan mereka. Namanya membawa anak-anak, pasti ada saja ulahnya. Entah harus menyusui, membujuk, menggendong, show must go on :)
Peserta blogger ini tidak hanya dari Surabaya. Mereka pun ada yang berasal dari Jombang, Jember, Bondowoso, Kediri, Mojokerto, Gresik, Sidoarjo. Tidak semuanya bisa ke Surabaya semalam sebelumnya agar bisa menginap dan beristirahat. Beberapa orang harus berangkat dari subuh dan baru sampai Surabaya jam 11 siang (blogger dari Bondowoso). Ada yang naik mobil, ada yang naik bus, bahkan para narasumber naik kereta dari Jakarta. Malah mbak Nurul Noe sekeluarga, blogger Jakarta juga bela-belain ke Surabaya loh. Huebat tenan. Perjuwangaannn...!!!
Walau begitu, para peserta mendengar dengan khusyu'. Semuanya konsentrasi dan fokus mendengarkan satu demi satu "sharing ilmu" dari para narasumber cantik. Yaitu mbak Haya Aliya Zaki, mbak Shintaries dan mbak Ani Berta.
|
FUN BLOGGING 7: MENGUBAH HOBI MENJADI PROFESI para Cikgu: (kiri-kanan) mbak Haya Aliya Zaki, mbak Ani Berta, mbak Shintaries |
Itu mereka, 3 DARA BLOGGER dari Jakarta yang ruarrr biasa hebatnya di bidang masing-masing. Mbak Haya yang berprofesi sebagai editor, menuturkan cara menulis konten blog yang bagus dengan kalimat yang tegas, bersahaja dan runtut. Saya tidak menyangka dan terpana melihat mbak Haya berbicara. Ternyata suaranya mantap, berat, runtut dan editor banget deh pokokna mah. Jadi dosen pun cocok deh nih mbak Haya :). Inti dari materi mbak Haya ini adalah, senjata utama blogger adalah membuat konten blog yang baik dan bermanfaat. Konten yang baik, karena menulis dengan bahasa Indonesia, maka sebaiknya memenuhi kaidah penulisan atau EYD walau tidak kaku. Menulislah dari hati dan dengan hati-hati sebelum mem-publish-nya.
Sesi kedua dari mbak Shintaries, yang membagikan ilmu mengoptimasi platform blog. Materinya lebih menjelaskan bagaimana melakukan treatment pada blog dengan beberapa tipe domain, sehingga bisa mudah membuat analytic report ketika diperlukan oleh blogger saat akan menerima job (pekerjaan). Karena basic nya mbak Shinta ini jagoan coding, pemrograman, otak atik analytic report dan segala ilmu yang menjelimetkan kepala saya. Entah kenapa, itu saya mendadak jadi pusing banget, hehehe. Selesai memberi sesi, mbak Shintaries bertanya, " gimana? sudah paham?"
Saya berseloroh, "saya jadi terharu mbak." hihihihi.
Terakhir adalah sharing ilmu dari mbak Ani Berta, sang Social Media Activist. Ya tentu tentang memanfaatkan aneka jenis sosial media yang tersedia di internet dengan semaksimal mungkin. Supaya para blogger bisa meningkatkan kualitas dirinya dan mendapatkan pekerjaan serta penghasilan dari blog yang dibinanya. Jika mendengar cerita mbak Ani nih, kerjaan blogger ternyata riweuh juga loh. Nggak sekedar nulis seadanya, asal judul ketangkap Google, lalu duduk manis minum kopi dan makan brownies.
"Harus tekun ya. Telaten. Dan ingat, kita harus memberikan manfaat. Jangan di awal mikirin duitnya dulu. Pokoknya fokus untuk menulis konten baik seperti kata mbak Haya, mempraktekkan tips analitik dari mbak Shinta, lalu terus gencar berpromosi di sosial media. Nanti duit datang sendiri, percaya deh." Nasihat mbak Ani, beberapa kali diulang-ulang seperti itu intinya.
Aih, ada kata "duit" nyelip jadi melek dah kita semua, hahaha. Bener juga nih, Blogger bisa dijadikan Profesi, dan itu menghasilkan. Makin termotivasi saya. Apalagi dari semua cerita narsum, berkat menekuni profesi blogger, mereka bisa keliling Indonesia bahkan sampai ke luar negeri loh. Pecah nggak tuh?
"Jadi blogger bisa membuka peluang yang lain. Asal kita sungguh-sungguh!" begitu sengatan motivasinya.
Hal hebat lainnya yang terus digaungkan mereka adalah untuk tetap seimbang mengatur waktu dengan keluarga. Mengingat pesertanya mayoritas perempuan, dan hampir semuanya ibu-ibu (ibu rumah tangga dengan aneka profesi lainnya). "Jangan karena sudah merasa sibuk sebagai blogger, pergi kesana kemari, lalu kita lupa untuk mengurus anak. Lupa bersilaturahmi dengan keluarga besar. Semua harus seimbang. Asal kita tahu ilmunya, dan mau mencoba dengan tekun, maka kita bisa mengaturnya dengan baik." Begitulah nasihatnya.
Luar biasa, saya sungguh kagum pada blogger perempuan terutama yang ibu-ibu. Karena tidak mudah membagi konsentrasi, tenaga dan semangat pada diri sendiri, dengan tetap seiring sejalan dengan aneka kewajiban sebagai istri dan ibu di rumah.
Saya pun jadi pede untuk meneruskan langkah saya menulis di blog. Alat perang di rumah saya juga sudah siap. Modem smart-EVDO (atau sekarang disebut Smartfren) jadi perangkat akses internet yang mumpuni dan sudah saya gunakan sejak lama. Bahkan saya bisa internetan di rumah pertama kali, dengan membeli HP Smart warna merah itu loh. HP yang bisa dijadikan modem juga. Uh, HP bersejarah...
|
Modem Smart EVDO dan HP Smart |
Duh alhamdulillah, saya bersyukur banget pake nget. Untung saja saya masih setia pada modem ini. Yang walaupun sejak 2010 nama provider Smart berubah jadi Smartfren, tapi modemnya masih bisa dipake. Saya tinggal isi pulsa dan register paket internet volume based bulanan. Suami pun membelikan alat wifi router (warna putih itu) itu dari High Tech Mall Surabaya, sehingga modem Smartfren saya bisa dipasang di router itu, dan menjadi wifi. Dengan begitu, seisi rumah bisa memakai jaringan internet wifi dari Smartfren. Jadi ketika saya blogging dan internetan di laptop, anak saya masih bisa internetan juga di tabletnya.
Provider ini memang kelihatan banget komitmen-nya untuk memberikan pengalaman berinternet yang lancar, super cepat, harga terjangkau dan merata untuk semua kalangan. Terutama untuk ibu-ibu seperti saya nih, paket internet bulanan Smartfren antara 50 ribu sampai 150ribu, adalah pilihan yang masih aman dalam anggaran belanja rumah tangga.
Dengan komitmen itu pula, Smartfren mendukung penuh acara pelatihan blogger semacam ini. Dengan semakin banyaknya orang yang berprofesi menjadi blogger, maka lapangan kerja kian terbuka luas dan laju pertumbuhan ekonomi bangsa pun ikut terdongkrak ke atas.
Yang lebih penting, khususnya untuk kaum ibu, menjadi blogger adalah pintu sekaligus jendela untuk menerima akses informasi dari luar yang bermanfaat sehingga bisa terus belajar dan berkarya. Jika seorang perempuan bisa terus pintar dan produktif, maka anak-anaknya pun ikut meningkat kualitasnya. Seperti sebuah pepatah, "Mendidik Satu Perempuan, Berarti Mendidik Satu Generasi."
Maka, trims berat ya Smartfren atas supportnya untuk Fun Blogging 7 Surabaya ini, jangan kapok-kapok loh, heheheh *modus biar disponsori lagi.
Oke baiklah, tak usah berlarut lagi dalam kegentingan hati karena komentar orang. Saya punya barisan guru yang mumpuni dan teman belajar menjadi blogger profesional di komunitas Fun Blogging yang menjadi follow up dari acara ini.
Kebaikan para narasumber dan sponsor sungguh tak terlupakan. Dengan biaya hanya Rp.100.000,- saya mendapatkan materi yang super padat, bermutu dan tahan lama dari mbak Haya, mbak Ani dan mbak Shinta; makan siang yang enak, snack yang gurih serta ruangan ber-AC yang nyaman sepanjang acara.
Semoga ilmu yang akan disebar melalui Fun Blogging selanjutnya ke segala penjuru nusantara, turut membawa perbaikan bagi perempuan Indonesia khususnya. Dan jika sudah tiba waktunya, para peserta blogger kali ini, bisa ikutan berbagi ilmu seperti mereka. Mungkin di ranah yang lebih sempit? seperti di pelatihan blogging untuk ibu-ibu PKK dan pengajian?
Kenapa tidak?
Insya Alloh.
Semoga menginspirasi 😊
- Heni PR -