Aku seorang ibu rumah tangga. Dan celakanya aku suka sekali berada di rumah. MObile. Riwa-riwi. Atau bergerak kesana kemari itu bukan kesenangan bagiku. Melainkan penyiksaan. Entah apa yang salah dalam susunan kimiawi cairan keseimbangan di batang otakku ya. Setiap hari pergi dengan naik kendaraan, bisa membuat kepalaku pusing tujuh puluh keliling.
Hmmm...lucu ya. Atau mungkin ada orang lain yang bernasib sama denganku?
Jika aku senang di rumah, apakah kebosanan tidak melandaku?
Oh tentu saja, iya. AKu sangat bosan berdiam diri di rumah. Catat, berdiam diri. Maka supaya tidak bosan aku tidak boleh berdiam diri saja. Harus ada yang kulakukan selain, masak, nyuci, beres-beres dan ngurusin anak sama suami.
Jadinya, aku buatlah handycraft. Otodidak. Bikin ini itu berdasarkan buku. Semula aku pusing memberi predidkat pada diriku. Karena aku cinta buku dan juga suka menulis. Aku bertanya kesana kemari, dan ada yang menganjurkanku fokus untuk menulis. Bahkan 10 buku dalam setahun. Artinya 1 buku tiap bulan, lalu libur 2 bulan. Itu tidak ringan!!!
Dan menganjurkan diriku sendiri untuk fokus ke nulis saja malah menyiksaku. Karena ada dorongan kreatif yang entah munculnya kapan itu. MEnyuruhku untuk menggerakkan tangan mencipta kreasi lagi. Flanel dan aksesoris manik-manik/batu alam yang menggoda imanku. Selain sulam pita. Yang terakhir belum maksimal ku eksplor.
Kemarin aku dihambat krisis percaya diri ketika ingin terjun ke bisnis kreatif. Namun di dunia maya ini ada dewa dewi penolongku, yaitu komunitas TOBUCIL yang ada di Bandung. LEwat mereka kusaksikan beragam hal dilakukan oleh seseorang. Dan adanya komunitas membuat mereka tidak perlu terisolasi dan kesepian.
Ini menarik.
Maka aku membebaskan hatiku. Aku lakukan saja apa yang kumau. Kubuat saja apa yang ingin kubuat. Kujual saja dengan PD apa yang ingin kujual. Sekalian aku publish dimana saja. Mencari tahu respon teman dan kerabat. Dan ahay,,,positifnya...membuat hidungku mekar. Sekaligus percaya diri.
Jadi aku punya resep nih buat ibu-ibu, muda dan lanjut usia. LAkukan saja keahlian kita. Tak perlu repot dengan label profesi. Yang penting kreatif dan produktif. Ini juga bisa menjadi cara pelepasan stress akibat kebosanan mengurus rumah tangga. Hasilnya kita happy, anak happy, suami happy. Insya Allah, jadi sakinah mawaddah wa rahmah.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments